Assalamualikum Wr. Wb.
Kurang
lebih seminggu lagi, bulan yang kita nanti segera tiba. Oh tidak ada seminngu
malah ya, pokoknya tinggal beberapa hari lagi deh. Bulan mulia itu tiba.
Ramadhan Tiba, Ramadhan tiba,
Ramadhan tiba. Marhaban Ya Ramadhan Marhaban Ya Raa Siyam. Ramadhan 1437 H. Subhanallah...
Tak terasa bulan suci yang kita nanti-nanti segera tiba ya kawan.
Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Penuh ampunan. Segala hajat dikabulkan. Bulan diturunkannya Al Qur’an (Nuzzulul Qur’an), yaitu pada tanggal 17 Ramadhan.
Alangkah beruntungnya kita sebagai umat Islam yang bila bulan Ramadhan datang, kita merasa senang dan menyambutnya dengan kegembiraan. Terdapat satu hadis yang sangat terkenal dan banyak dikutip para khatib ketika kultum awal-awal ramadhan. Hadis tersebut berbunyi,
Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Penuh ampunan. Segala hajat dikabulkan. Bulan diturunkannya Al Qur’an (Nuzzulul Qur’an), yaitu pada tanggal 17 Ramadhan.
Alangkah beruntungnya kita sebagai umat Islam yang bila bulan Ramadhan datang, kita merasa senang dan menyambutnya dengan kegembiraan. Terdapat satu hadis yang sangat terkenal dan banyak dikutip para khatib ketika kultum awal-awal ramadhan. Hadis tersebut berbunyi,
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ
رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya : ”Siapa
bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya
masuk neraka.”
Hadis di atas memang tidak diketahui siapa yang
meriwayatkannya. Namun banyak para penceramah yang antusias dalam menyampaikan hadis tersebut. Terlepas dari
semua itu, kita tidak perlu berdebat apakah hadis itu shahih ataupun dhaif. Yang
perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita menyambutnya. Sudah siapkah kita? Dengan
datangnya bulan mulia itu.
Apa saja agenda sehari-hari kita selama Ramadhan. Apakah seperti ; Bangun pada sepertiga malam, Mengerjakan sholat-sholat sunnah, Membaca Al Qur’an dan mentadabburkannya, i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir, mengejar Lailatul Qadr? Ataukah kita hanya berdiam diri memangku tangan dan membiarkan bulan yang amat mulia itu berlalu begitu saja, tanpa mengerjakan amala-amalan shaleh.
Apa saja agenda sehari-hari kita selama Ramadhan. Apakah seperti ; Bangun pada sepertiga malam, Mengerjakan sholat-sholat sunnah, Membaca Al Qur’an dan mentadabburkannya, i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir, mengejar Lailatul Qadr? Ataukah kita hanya berdiam diri memangku tangan dan membiarkan bulan yang amat mulia itu berlalu begitu saja, tanpa mengerjakan amala-amalan shaleh.
Dalam sebuah hadis
dikatakan “Merugilah orang yang Ramadhan telah lewat, dosanya belum diampuni”.
Menilik hadis itu seyogyanya kita sadar betul betapa menyesal dan meruginya jika
kita melewatkan Ramadhan begitu saja. Tanpa menyertainya dengan amalan-amalan
shaleh.
Untuk itu kawan-kawan marilah kita sambut bulan berkah ini dengan kegembiraan dan perasaan senang. Selain menahan haus dan dahaga alangkah baiknya kita mengerjakan amalan sunnah.
Bukan melulu soal tidur saat puasa, walaupun ada yang bilang tidurnya orang puasa itu pahala. Tetapi amalannya orang yang sedang berpuasa itu lebih utama dibanding tidurnya orang puasa.
Untuk itu kawan-kawan marilah kita sambut bulan berkah ini dengan kegembiraan dan perasaan senang. Selain menahan haus dan dahaga alangkah baiknya kita mengerjakan amalan sunnah.
Bukan melulu soal tidur saat puasa, walaupun ada yang bilang tidurnya orang puasa itu pahala. Tetapi amalannya orang yang sedang berpuasa itu lebih utama dibanding tidurnya orang puasa.
Terkadang sering kita jumpai orang orang yang
masih sehat wala’fiat justru tidak berpuasa. Apakah mereka tidak memperhatikan
perintah puasa?
Allah Swt. telah
berfirman dalam Q.S. al-Baqarah: 183 mengenai perintah ibadah puasa Ramadhan
yang wajib untuk dilakukan bagi orang-orang yang bertakwa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُنَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Potongan Ayat dari surat
tersebut amat populer di kalangan umat muslim, bahkan saat kita masih duduk di
bangku sekolah SD/MI pun sudah diajari oleh guru kita.
Apakah kita masih abai terhadap perintah Allah? Padahal sudah tertulis dengan gamblang dalam Al Qur’an bahwa hukum berpuasa itu wajib.
Kecuali jika memang ada Udzur Syar’i yang memperbolehkan kita untuk tidak berpuasa. Seperti ; sakit (parah), orang tua/berumur senja, wanita yang sedang haid, dan lain sebagainya.
Apakah kita masih abai terhadap perintah Allah? Padahal sudah tertulis dengan gamblang dalam Al Qur’an bahwa hukum berpuasa itu wajib.
Kecuali jika memang ada Udzur Syar’i yang memperbolehkan kita untuk tidak berpuasa. Seperti ; sakit (parah), orang tua/berumur senja, wanita yang sedang haid, dan lain sebagainya.
Lalu pertanyaannya,
pantaskah kita disebut sebagai orang yang beriman? Jika kita yang masih sehat (seger
buger) istilahnya, malahan tidak berpuasa? Pantaskah kita disebut sebagai orang
yang bertakwa? Itu PR buat kita.
TO BE CONTINUED...
Sekian postingan kali ini kawan.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari semua ini. Aamiin. Wassalamualaikum...
June 1st, 2016
Written by : Kak Yull
Belum ada tanggapan untuk "Menyambut Bulan Ramadhan 1437 H"
Post a Comment
Yuk, kasih komentar kalian di sini!