Stop Calling Me! "Cabe"

Mulai hari ini udah nggak ada yang manggil aku dengan sebutan “CABE” lagi. Entah kenapa julukan itu selalu saja membuatku kesal saat mendengarnya. Adalah Mbak Siti (Siti Muntoharo) biangnya. Otak di balik semua ini. Aku mengenalnya tiga hari setelah hari pertama penempatan bekerja di line-ku dulu (Jupiter). Dua hari sebelumnya, ia nggak masuk kerja karena sakit thypus.

“Le!”, begitu ia memanggilku. Saat awal aku baru mengenalnya. Terdengar akrab memang, dan aku lebih suka dipanggil dengan sebutan itu. Beberapa hari kemudian, ia tak memanggilku dengan sebutan itu lagi. Ia memberi julukan “cabe”.

Entah apa yang terlintas dibenaknya, sampai-sampai ia memberi julukan itu. Kejadiaanya bermula saat kita masuk kerja shift malam. Waktu itu seperti malam-malam biasanya. Memulai pekerjaan dengan mengenakan Alat Pelindung Diri ( baca : APD), seperti; topi, kacamata, sarung tangan, sepatu safety. Serta perlengkapan tambahan berupa masker. Sebenarnya di pabrik sudah disediakan masker, namun aku lebih suka membawa masker yang kubeli dari mini market.

Bukan apa-apa, jika memakai masker yang disediakan pabrik. Namun, saat kupakai rasanya nggak nyaman. Jadi, aku memilih untuk membawa masker sendiri.

Siti Muntoharo 

Stock masker habis. Siang harinya, aku mondar-mandir mencari masker. Dari Alfamart sampai toko-toko di pinggir jalan, nggak ada masker yang kucari. Setelah lama nggak ketemu, akhirnya ada satu toko yang menjual masker. Namun, itu bukan masker yang kumaksud. Masker berwarna merah. Lucu sekali jika dipakai.


Malam harinya, aku terpaksa memakai masker merah itu. Sialnya saat ketemu Mbak Siti, ia malah mengejekku dengan sebutan “cabe”. Ia pikir aku seperti cabe-cabean yang suka bonceng lima dan keliaran di jalan. Saat itu juga sampai sekarang , jika berpapasan di jalan, ia suka memanggilku cabe.

Waktu melesat seperti peluru. Hari ini ia habis kontrak.


Sore tadi ia berpamitan, sekaligus minta maaf. Saat-saat terakhir seperti ini ia masih saja memanggilku cabe. Aih, bikin kesal aja. Ia datang bersama Mbak Eka, temen curcolnya. Selamat Jalan. 

Semoga mendapat rezeki yang lebih-lebih. Satu pesanku, jika kita ditakdirkan bertemu. Jangan panggil aku Cabe lagi ya! Not anymore.

Related Posts:

1 Tanggapan untuk "Stop Calling Me! "Cabe""

  1. Tema blognya kere, Bro. Tadinya kupikir WordPress. Ternyata blogspot punya. Walau versi seluler gk diaktifin, tpi loadingnya ttp kenceng

    ReplyDelete

Yuk, kasih komentar kalian di sini!