Setiap bertemu dengan
orang yang belum kukenal, aku
sangat benci bila hal yang pertama kali ia tanyakan adalah soal nama. Bukan
karena aku enggan menjawab, tapi aku sedikit malu dengan nama sendiri. Nama yang membuat
kepercayaan diriku turun satu tingkat. Hingga jatuh ke dasar rasa maluku yang
paling dalam. Seolah namaku ini tak ada artinya. Memang tak ada artinya,
lha wong hanya nama pasaran yang siapapun
punya nama itu. Terlebih jika sudah aku kasih tahu, dia malah mengejeknya. Membuat
jealous saja.
Bukannya aku tidak
bersyukur, dengan nama yang telah diberikan oleh orang tuaku. Hanya saja aku
kurang suka dengan nama itu. Eits seingatku bukan ayah ataupun ibu yang
membuatkannya untukku. Kakak bilang bahwa yang menamaiku adalah kakek dari
ibuku sendiri. Pertama kali beliau memberikan nama “Yuli Eko Budiono”. Namun
karena menurut kakak nama itu wagu ia
menggantinya dengan menghilangkan dua
nama di belakang “Eko Budiono” dan menempelkan “anto” pada nama depan. Satu
kalimat, empat suku kata. Jadilah nama itu “Yulianto”. Sederhana, namun bikin
ribet orang yang memanggilnya. Akupun bingung harus menjawab apa, saat
orang-orang bertanya “Hei, siapa namamu?” Dengan sangat berat aku menjawab “Yulianto”.
Lalu bertanya lagi ‘’Nama panggilannya?’’. Kujawab, panggil saja nama lengkapku
karena hanya itu namaku. Tidak terlalu panjang.
Terkadang ada saja orang yang tidak terima dengan nama
panggilanku. Dia lebih memanggil seenaknya sendiri, tanpa izin dariku. Sang
pemilik nama.
“Ah kepanjangan, aku panggil Yuli aja ya, tapi kalau panggil
begitu jadi seperti nama wanita. hehehe?” ujarnya. Seperti mengejek.
“Terserah kau sajalah, kau mau panggil aku apa.” Jawabku,
dengan muka cemberut. Aku sedikit malu. Meskipun orang tua, saudara, juga
tetangga memanggil aku dengan nama “Yuli”.
Tapi apalah daya nama itu sudah tertulis jelas pada akta
kelahiran, ijazah sekolah, dan KTP. Tak bisa aku mengubahnya. Kalaupun bisa
prosesnya akan sangat panjang, dan membutuhkan waktu yang lama. Huh.. Aku
sedikit menyesalkan itu, kenapa bukan orang tuaku saja yang memberikan nama
itu. Dengan nama-nama indah. Kenapa juga, kakak-kakakku tidak mancarikan nama
yang ada unsur Islaminya. Oh My God, aku tidak berhak menyalahkan
mereka. Lagi pula nama itu cukup bagus menurutku. Meski tidak ada arti, setidaknya
nama itu tidak bermakna buruk. Mendoakan yang jelek- jelek . Karena setiap nama
yang diberikan orang tua, disitu ada do’a kepada pemiliknya. Barakallah.
Belum ada tanggapan untuk "AKU DAN NAMAKU"
Post a Comment
Yuk, kasih komentar kalian di sini!