Buka Puasa On The Road

Buka puasa kali ini agak sedikit berbeda dengan biasanya. Meski puasa baru 2 hari. Dan ini yang kedua kalinya aku buka puasa on the road.

Namun, sendiri. Berbeda dengan yang pertama dulu, ramadhan tahun lalu,  saat bapak masih hidup. 

Waktu itu kami sekeluarga pergi ke Solo,  dengan maksud bersilaturahmi dengan kakak perempuan di sana, sekalian bermalam di rumah barunya yang baru saja selesai dibangun. Kami berangkat dengan mobil Panther charter-an. 

Aku duduk di jok tengah,  sedangkan emak dan bapak duduk di belakang. Saat aku merasa sangat jenuh karena perjalanan yang macet ditambah perut yang sudah keroncongan ingin cepat-cepat makan. 

Bapaklah yang membuat suasana perjalanan kami berasa nyaman. Beliau pandai membuat candaan. Hingga aku tak kepikiran perut yang lapar. Adzan magrib berkumandang. Dengan segera kami membatalkan puasa dengan seteguk air putih. 

Dilanjutkan makan nasi yang telah dipersiapkan sebelum berangkat. Nasi dan tempe menjadi menu berbuka kala itu. 

Di momen itu, aku merasakan nikmat berbuka puasa bersama di jalan, walaupun dengan menu yang seadanya. Tapi aku bahagia. Di situlah buka puasa on the road-ku yang pertama. Mengasyikkan.

Yang kedua, aku berbuka puasa di bus malam. Dalam perjalanan balik menuju bumi perantauan, Bekasi. Aku tak bisa lama-lama berada di kampung. Walaupun belum  tujuh harinya bapak meninggal. Lagi pula dari PT hanya diberi izin cuti 3 hari. 

Jadi hari ini aku harus balik. Sedih, memang. Bapak meninggal tiga hari sebelum Ramadan. Jumat lalu. Karena penyakit yang dideritanya. Semoga Allah SWT merahmatinya.

Sungguh di dalam bus malam ini, aku merasakan kesepian. Menunggu waktu berbuka puasa sendiri, makan sendiri. Namun yang kedua ini menunya sedikit mewah. Emak, tahu yang aku sukai. Beliau membawakanku nasi putih dan ayam goreng. 

Bagian sayapnya, aku akrab menyebutnya “suwiwi”.  Beruntung saat berbuka puasa, bus sedang berhenti. Jadi aku bisa makan dengan nyaman. Satu yang aku tahu, aku tidak merasakan kenikmatan berbuka puasa. Sama seperti buka puasa saat hanya makan nasi dengan tempe dulu. 

Aku hanya merasakan kesepian yang teramat mendalam. Serta kerinduan pada seseorang sosok yang sangat aku kagumi dan banggakan. Bapak.

*07072016 (2 Ramadhan 1437 H)
Ditulis dalam bus malam.
Oleh : Kak Yull 

Related Posts:

Belum ada tanggapan untuk "Buka Puasa On The Road"

Post a Comment

Yuk, kasih komentar kalian di sini!