Kaset Takbiran dan Takbir Keliling

Sungguh, aku sama sekali tidak berniat dan punya maksud untuk keluar rumah malam ini, meskipun sekadar menonton takbir keliling. Mood-ku sudah hilang, hatiku belum bisa move on semenjak peristiwa satu bulan yang lalu. Hingga sekarang. Ibu juga berpesan, "Tidak usah nonton takbir keliling, le! Di rumah saja! Ibu sendirian". 

Setiap malam takbir aku selalu pergi menonton bersama teman-teman. Menyaksikan takbir keliling dengan berjalan kaki. Namun saat ini kondisinya berbeda. 

Sekarang, beliau seorang diri di rumah dan aku tak tega meninggalkannya sendirian, terlebih beliau juga sangat mengawatirkanku jika aku keluar malam. 

Apalagi menonton takbir keliling, akan sangat berbahaya. Karena setiap ada tradisi itu di desa, pasti tak luput dari perkelahian antar warga desa. 

Baik, Aku memutuskan untuk tidak keluar, tapi aku minta izin untuk pergi ke langgar tak jauh dari rumah.  Takbiran di langgar. Sebelum Isya' aku berangkat dengan membawa jajan di toples yang sudah disiapkan ibu. 

Biasanya teman-teman akan sangat berantusias menghabiskan isi makanan yang ada di dalamnya. Termasuk toples-toplesnya. *Eh.
-
Berharap ada banyak orang takbiran di langgar, namun sebaliknya. Sehabis sholat Isya' kebanyakan dari mereka pada keluar nonton takbiran. Salah satu dari mereka berusaha membujukku, namun aku sudah bertekad untuk tidak pergi ke mana-mana. 

Aku ingin mengumandangkan takbir di langgar saja. Hanya ada dua orang yang mau memegang mikrofon dan mengucapkan takbir. Gema takbir bersahutan, mendayu-dayu dan mengayun keluar dari speaker TOA langgar. 

Setelah cukup lama, seorang yang biasanya menjadi imam langgar. Yai Sular. Beliau bilang ingin membeli kaset takbiran, untuk diputar pada VCD player. Menggantikan takbir dari kita-kita, kalau sudah capai dan ingin rehat sejenak sambil ngemil jajanan yang aku bawa dan orang-orang bawa. 

Setiap malam takbir, pasti banyak camilan-camilan di langgar.
Sekarang masalahnya aku sudah berjanji untuk tidak keluar malam, namun aku juga tak tega membiarkan Yai Sular pergi sendirian bersama motor bututnya. Menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer. Baik aku akan menemani beliau. Aku duduk di belakang, sedangkan beliau yang menyetir motor.
-
Di tengah perjalanan menuju toko kaset. Kami dihadang segerombolan orang, beramai-ramai, membawa bahan peledak. Tapi bukan teroris. Aku yakin mereka adalah orang-orang yang merayakan hari kemenangan dengan menggelar tradisi takbir keliling. 

Sialnya ini di jalan raya, bukan jalan di pedesaan. Jadi kami tidak bisa lewat. Baik, aku menyarankan untuk lewat jalan alternatif saja, lagi-lagi kami di hadang sekelompok orang itu. 

Kali ini lebih jelas, mereka menyulut bahan peledak, mercon, kembang api. Arggghhh, kenapa  jadi seperti ini. Aku sungguh tidak mau membaur dalam keramaian, menyaksikan orang-orang membawa aneka ragam kreasi tangan. Menabuh drum, sambil melantunkan takbir. Juga melihat kerlap-kerlip siluet lampu aneka warna yang menghiasi sepanjang jalan. 

Aku sungguh, tidak ingin. Tidak ingin membiarkan diriku larut dalam kesenangan itu, sementara ibuku kesepian di rumah. Mau gimana lagi, kami sudah terjebak dalam kepungan orang-orang. 

Maju tidak bisa, mundur apalagi. Baiklah aku menyerah. Akhirnya kami hanya bisa duduk di atas jok motor, termenung. Dan sesekali ikut menyaksikan pameran kreasi hasil tangan dalam pesta kemenangan itu.  

Empat puluh lima menit kami hanya menunggu mereka berlalu, semoga saja toko kasetnya belum tutup. Pukul 20.45 akhirnya pesta itu berakhir, menyisakan bungkus kembang api yang berserakan di sepanjang jalan. 

Juga botol plastik minuman mineral. Kami pun sampai pada toko kaset. Alhamdulillah belum tutup. Sayangnya kata penjual, tinggal ada satu keping kaset takbiran. Jadi tidak bisa memilih. Tidak ada pilihan lagi selain membelinya, daripada perjalanan kami sia-sia. 



Tak lupa kami membeli 2 keping kaset tambahan. Satu murrotal, dan satunya lagi qiro'ah. Pukul 21.00, baru kami selesai memilih kaset.

Lalu kembali ke langgar. Mencoba kaset takbiran, pada VCD player. Namun sayang seribu sayang kasetnya tidak bisa diputar. Aku baru sadar kalau format dalam kaset tersebut adalah DVD. Huhhh payah. 
-
Malam Takbir
Pati, 30 Ramadhan 1437 H

Related Posts:

Belum ada tanggapan untuk "Kaset Takbiran dan Takbir Keliling"

Post a Comment

Yuk, kasih komentar kalian di sini!