***
Sudah bebulan-bulan aku tidak
menjalankan aktivitas rutinku. Berolahraga di akhir pekan. Mumpung hari ini,
Minggu. Tidak ada lembur kerja, dan pakaian sudah tercuci. Aku berencana pergi
ke lapangan, sekadar lari-lari kecil untuk menyegarkan badan. Akhir-akhir ini
tubuh sering merasakan lelah dan mudah mengantuk.
Mungkin karena kerjaan banyak dan tidak terimbangi dengan olahraga teratur. Aku belum sempat sarapan hari ini, hanya meneguk segelas air putih. Lalu bergegas ke lapangan dengan sepeda yang terpakir di depan kostan.
Biasanya hari Mingu seperti ini, lapangan cukup ramai oleh orang-orang. Dari anak-anak hingga orang dewasa semuanya berbaur menjadi satu, namun saat aku tiba hanya segelintir orang yang masih di sini. Ah, aku telat datangnya. Suasana akan ramai saat pagi sekali. Tak apalah yang penting bisa lari pagi.
Mungkin karena kerjaan banyak dan tidak terimbangi dengan olahraga teratur. Aku belum sempat sarapan hari ini, hanya meneguk segelas air putih. Lalu bergegas ke lapangan dengan sepeda yang terpakir di depan kostan.
Biasanya hari Mingu seperti ini, lapangan cukup ramai oleh orang-orang. Dari anak-anak hingga orang dewasa semuanya berbaur menjadi satu, namun saat aku tiba hanya segelintir orang yang masih di sini. Ah, aku telat datangnya. Suasana akan ramai saat pagi sekali. Tak apalah yang penting bisa lari pagi.
Pukul 08.30, hanya ada dua orang
perempuan yang kulihat sedang berlari mengitari lapangan. Satu orang masih
semangat, satunya lagi rupanya tampak kelelahan. Aku tak terlalu
memperhatikannya. Sebelum lari, aku sempatkan melakukan gerakan kecil seperti;
melemaskan tubuh dan melompat. Namun tidak menggunakan jump rope, lupa membawanya. Aku melompat dengan ritme agak cepat.
Lalu setelah kurasa cukup, aku mengambil nafas dalam-dalam. Namun, setelah itu yang kurasakan, mata berkunang-kunang, tubuh tidak seimbang, dan kepala bagian atas terasa nyeri hebat. Saat itu juga aku tidak sadarkan diri, tubuhku tergulai lemah, terhempas ke bawah. Beberapa menit setelah itu, aku berusaha bangun dengan tubuh yang masih lemas dan nyeri di kepala.
Kulihat keadaan di sekitar, mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Jam di ponsel menunjukkan pukul 08.38, itu artinya tidak lama aku pingsan. Syukurlah, jika saja masih tidak sadarkan diri di situ, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Lalu setelah kurasa cukup, aku mengambil nafas dalam-dalam. Namun, setelah itu yang kurasakan, mata berkunang-kunang, tubuh tidak seimbang, dan kepala bagian atas terasa nyeri hebat. Saat itu juga aku tidak sadarkan diri, tubuhku tergulai lemah, terhempas ke bawah. Beberapa menit setelah itu, aku berusaha bangun dengan tubuh yang masih lemas dan nyeri di kepala.
Kulihat keadaan di sekitar, mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Jam di ponsel menunjukkan pukul 08.38, itu artinya tidak lama aku pingsan. Syukurlah, jika saja masih tidak sadarkan diri di situ, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku meminum air putih di botol
yang kubawa. Mencoba menenangkan diri, sambil menahan rasa sakit yang menghujam
di atas kepala.
Setelah kuperiksa ternyata ada benjolan kecil tepat di bagian atas kepala. Aku masih menelusuri apa penyebabnya, tidak mungkin terbentur, pun juga menghantam sepeda. Kalau pun benar, pasti sepedaku roboh.
Kenyataannya masih berdiri tegap. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi. Bingung dengan keadaan ini, aku berpikir lain mencari tempat untuk berteduh.
Setelah kuperiksa ternyata ada benjolan kecil tepat di bagian atas kepala. Aku masih menelusuri apa penyebabnya, tidak mungkin terbentur, pun juga menghantam sepeda. Kalau pun benar, pasti sepedaku roboh.
Kenyataannya masih berdiri tegap. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi. Bingung dengan keadaan ini, aku berpikir lain mencari tempat untuk berteduh.
Rupanya wanita yang sedang
berlari tadi masih ada di sini, dari kejauhan terlihat dia sedang asyik
mengobrol dengan seorang lelaki. Di bawah
bangunan tua pojok lapangan itu, mereka terlibat obrolan yang cukup serius. Kukayuh
pedal sepeda ke arah sana, bukan untuk mengganggu. Hanya mencari tempat
berteduh saja.
Namun, sedikit aku mengetahui arah percakapan mereka. Lelaki itu sedang mengomel pada perempuan yang mungkin pacarnya. Intinya ada kecemburuan di antara mereka. Aku tidak peduli, apakah dianggap menguping oleh mereka.
Sakit di kepala, sedikit reda. Dengan hati-hati, aku segera kembali ke kostan. Tapi, sebelum itu aku akan ke apotek dulu. Membeli semacam paracetamol untuk meredakan nyeri di kepala.
Namun, sedikit aku mengetahui arah percakapan mereka. Lelaki itu sedang mengomel pada perempuan yang mungkin pacarnya. Intinya ada kecemburuan di antara mereka. Aku tidak peduli, apakah dianggap menguping oleh mereka.
Sakit di kepala, sedikit reda. Dengan hati-hati, aku segera kembali ke kostan. Tapi, sebelum itu aku akan ke apotek dulu. Membeli semacam paracetamol untuk meredakan nyeri di kepala.
Bekasi, 28 Agustus 2016
#KY29
Belum ada tanggapan untuk "Pingsan di lapangan"
Post a Comment
Yuk, kasih komentar kalian di sini!